Sulton Dedi Wijaya, S.Pd., M.Pd.
(PRM Sidomojo Krian dan Anggota Majelis Tabligh PDM)
Dalam sambutannya, ketua PWA Jawa Timur Dra. Rukmini Anwar, M.AP yang ikut hadir mengukuhkan jajaran Pimpinan Daerah Aisyah (PDA) dalam momentum Pengukuhan Pimpinan Daerah Muhammadiyah (PDM) Sidoarjo yang di komandani Prof. Dr. A. Dzo’ul Milal, M.Pd, menjadi magnet tersendiri bagi seluruh hadirin.
Bertempat di Auditorium KH AR Fachrudin, SMA Muhammadiyah 2 Sidoarjo, Sabtu (10/6/2023) beliau menyampaikan pesan-pesan yang menyejukkan bagi seluruh tamu undangan. Diantara pesan beliau adalah bagaimana memunculkan citra dakwah di seluruh amal usaha Muhammadiyah khususnya di Sidoarjo.
Implementasi Islam berkemajuan menurut beliau harus dilandaskan pada 5 hal yaitu 1) Ketakwaan; 2) Kebersamaan dan keunggulan; 3) Berbasis gerakan masyarakat bawah; 4) Gerakan amal usaha; dan 5) Berkebangsaan.
Dari sini, penulis mencoba menginterpretasikan apa dan bagaimana citra dakwah itu harus dimunculkan di setiap amal usaha Muhammadiyah. Sebagai organisasi yang berbasis gerakan amar makruf nahi munkar, kelima poin yang beliau sampaikan sebenarnya saling beririsan. Ketakwaan sejatinya harus dimiliki dan dipraktikkan oleh seluruh anggota persyarikatan wabil khusus seluruh jajaran yang ada di amal usaha Muhammadiyah. Ketakwaan teoritis dan praktis sebagai hamba Allah SWT dan ummat Nabi Muhammad SAW. Yang terikat dalam syariat dan tuntunan Al Quran dan Sunnah.
Makna ‘citra’ itu sendiri menurut KBBI berarti rupa atau gambar(an). Individu dibawah naungan amal usaha Muhammadiyah tentu selain dituntut untuk memahami nilai-nilai Islam berkemajuan yang mengharuskannya sebagai individu untuk menjalankan kesalehan beragama juga harus mencitrakan, menggambarkan, atau mewujudkan dirinya dalam setiap praktik berkehidupan sebagai warga persyarikatan Muhammadiyah.
Sebab keshalehan sosial, tentu bermula dari keshalehan individu warga Muhammadiyah itu sendiri, tambah beliau. Setiap warga persyarikatan berkewajiban secara langsung atau tidak langsung saat menjalankan tugas pokok dan fungsinya di amal usaha. Tanpa melihat apakah dia di level anggota atau pimpinan.
Dalam konteks ini tentu pesan yang bijak ini diperuntukkan kepada seluruh jajaran pimpinan, anggota majelis beserta ortom, pimpinan amal usaha, cabang, ranting dan seluruh undangan yang hadir. Seluruh insan persyarikatan yang membawa symbol dan nama besar Muhammadiyah; Atas nama pewaris nama besar KH. Ahmad Dahlan untuk menghidup-hidupi Persyarikatan.
Kalau mengutip Kalamullah surat Al Isra’ ayat 7 yang berbunyi, “in ahsantum ahsantum lianfusikum wa in asa’tum falaha. Jika kamu berbuat baik maka kebaikan itu untuk dirimu sendiri, dan jika kamu berbuat buruk, maka keburukan itu akan kembali untuk dirimu juga.”
Dalam bahasa hadits, Nabi SAW berpesan bahwa ‘setiap mukmin itu adalah cermin bagi saudaranya’ (HR Abu Dawud). Tentu yang dimaksud di sini adalah pantulan kebaikan dan kemaslahatan dalam konteks beragama dan bersosial.
Ibarat kata seorang Muslim itu harus mencitrakan dirinya sebagai seorang muslim sejati dalam prosesnya. Dimanapun, kapanpun, dengan siapapun, dan bagaimanapun dalam kehidupan pribadi, organisasi, dan sehari-hari.Khoirunnasi man anfa’uhum linnas (HR. Ahmad) “Sebaik-baik manusia diantara kalian (pesan Nabi SAW) adalah yang bisa memberi manfaat untuk manusia lainnya.”
Dalam hadits lain yang diriwayatkan oleh Ahmad, Ibn Hibban, dan Baihaqi, Rasulullah jg berpesan, “Apakah mau aku tunjukkan siapa manusia terbaik diantara kalian? Serentak sahabat merespon Iya, wahai Rasulullah. Kemudian beliau melanjutkan, ‘ Sebaik-baik manusia diantara kalian adalah yang paling panjang umurnya, sekaligus makin baik pula amal perbuatannya.”
Maka apabila warga Muhammadiyah melakukan suatu amal shaleh atas nama persyarikatan atau sebagai karyawan di amal usaha maka kebaikan itu akan kembali ke Muhammadiyah sebagai persyarikatan. Namun jika warga persyarikatan berbuat sebaliknya (keburukan), maka efek sampingnya juga akan kembali ke Muhammadiyah sebagai induknya.
Maka seyogyanya setiap gerak langkah, gerak lidah, gerak nafas atau gerakan apapun yang mengatas namakan Muhammadiyah dan amal usahanya, harus benar-benar mencitrakan visi dan misi serta nilai-nilai dakwah persyarikatan secara positif dan bernilai dakwah. Gambaran Islam yang yang berorientasi masa depan sebagaimana yang disampaikan Ketua PWM Dr. dr. Sukadiono, MM., dalam sambutannya.
Nashrun minallah wa fathun qoriib