Orientasi Soft Skill Kader Muda Masjid Muhammadiyah

Oleh: Sulton Dedi W, S.Pd., M.Pd. – PRM Sidomojo Krian

Fasco.id-Merujuk pada KBBI kata orientasi memiliki makna peninjauan untuk menentukan sikap (arah, tempat, dan sebagainya) yang tepat dan benar. Arti yang kedua yaitu pandangan yang mendasari pikiran, perhatian atau kecenderungan. Dalam pengertian umum ia bermakna pengenalan secara komprehensif terhadap lingkungan dimana ia tinggal. Pengenalan terhadap orang dan benda, pemikiran, karakter, aktifitas dan kebiasaan, norma atau etika, aturan yang berlaku dan dipakai di lingkungan tersebut.

Kader Muda Masjid Muhammadiyah (KM3) lebih senang kami menyebutnya secara spesifik daripada Remaja Masjid ( Remas) yang memiliki makna umum dan cenderung bias. Sebagai basis gerakan dakwah di akar rumput tingkat ranting, kaum muda yang aktif dan kontributif memakmurkan masjid harus diberikan arahan dan bimbingan secara komprehensif tentang kehidupan berorganisasi dan bersyarikat dalam Muhammadiyah. Mulai dari hal-hal kecil dan simple yang berkaitan dengan Al islam dan Kemuhammadiyahan khususnya sekaligus nilai-nilai ketauhidan dan sosial yang berasaskan Al Quran dan Hadits sebagai dasar gerakan dakwah amar ma’ruf nahi munkar.

Bertepatan dengan hari Ahad pagi, 10 Syawwal 1444 H yang bertepatan dengan 30 April 2023 kami dari utusan Masjid Sabilil Haq PRM Sidomojo Krian mengajak 4 Kader Muda Masjid Muhammadiyah (KM3) untuk melakukan kegiatan orientasi Al Islam dan Kemuhammadiyahan di Masjid Abu Bakar Desa Suwaluh. Mengapa kami mengajak KM3 untuk hadir di acara ini? Mengikuti Pengajian Keluarga Sakinah yang di adakan PCM Balongbendo yang menurut pernyataan Bapak Moh. Sho’im S.Pd. sebagai Ketua PCM Balongbendo sudah berjalan selama 10 tahun. Ada 5 hal penting yang menjadi alasan kuat kami untuk hadir di acara kali ini.

Baca Juga :  Siap Cetak Generasi Berkarakter Islami, Umsida Dirikan Labschool SD Muhammadiyah Candi
Baca Juga :  PD Muhammadiyah Dukung Sidoarjo Jadi Tuan Rumah Musyda IMM Jatim

Yang pertama adalah orientasi sosial dengan silaturrahim dan penguatan ukhuwwah. Beranjangsana dengan keluarga besar atau jama’ah Masjid Abu Bakar dan warga Muhammadiyah yang ikut hadir. Jadwal pengajian ini menurut kami sangat tepat sekali karena bertepatan dengan momentum Bulan Syawwal yang masih ramai dengan kegiatan silaturrahim dan saling maaf memaafkan (halal bihalal). Sekaligus menyambung tali yang sudah putus dan merekatkan kaca yang retak dalam 3 bingkai Ukhuwwah: Ukhuwwah Islamiyah, Ukhuwwah Muhammadiyah, sekaligus Ukhuwwah Wathoniyah antar elemen masyarakat dan jama’ah di tingkat Ranting, Cabang, Daerah, dan Wilayah Muhammadiyah.

Kedua yaitu orientasi ta’aruf kolaboratif. Hadirnya Ketua Pimpinan Wilayah Muhammadiyah Jawa Timur Bapak Dr. dr. Sukadiono, MM sebagai pembicara utama yang sekaligus akan diikuti secara otomatis oleh jajaran Pimpinan Daerah dan Pimpinan Cabang Muhammadiyah wilayah Sidoarjo. Nasehat, tausiyah, dan arahan Pimpinan tertinggi Muhammadiyah Jawa Timur perlu kami dengar secara langsung dari beliau. KM3 perlu bersentuhan secara langsung dengan pimpinan Muhammadiyah mulai tingkat Ranting, Cabang, Daerah, dan Wilayah.

Ketiga, orientasi layanan (customer service). Bagaimana menjamu dan menghormati tamu untuk kegiatan seperti ini. Bagaimana memberikan layanan yang terbaik dalam kapasitas ranting tanpa mengurangi rasa hormat pada pimpinan persyarikatan yang lebih tinggi. Bagaimana menyiapkan menu minuman dan makanan serta bagaimana menghidangkannya tentu menjadi barometer kami dalam meng entertain sesama jama’ah persyarikatan.

Termasuk yang keempat adalah orientasi komunikasi, networking dan kolaborasi. Bagaimana mengkomunikasikan dan menyiapkan seremonial untuk even dengan level yang menghadirkan Bapak Dr. dr. Sukadiono sebagai Ketua PWM Jawa Timur ke Masjid Ranting. Mengkolaborasi talents (jama’ah yang mempunyai kompetensi dan kelebihan dibidang tertentu) yang dimiliki untuk berbagi tugas dalam menyiapkan undangan, mendesain flyer, menata tempat peserta pengajian, memasang backdrop, menyewa sound system, mengatur tempat parkir, dsb. Nilai kebersamaan, rasa memiliki dan keikhlasan pasti dihadirkan oleh semua elemen panitia dan anggota baik di tingkat ranting (Masjid) maupun PCM untuk mensukseskan acara tersebut.

Baca Juga :  Mencabut Akar Pohon Kemungkaran
Baca Juga :  Membangun Keikhlasan Kolektif

Dan yang terakhir adalah orientasi kontributif warga Muhammadiyah. Memunculkan rasa bangga dengan aktifitas persyarikatan Muhammadiyah sebagai gerakan dakwah integral dan berkemajuan. Bangga bisa ikut andil dalam mensukseskan kegiatan dakwah Muhammadiyah. Apa yang dilakukan panitia dengan menyisipkan dakwah sosial dengan memberikan sarapan nasi rawon dan sayur segar (1 mobil pick up) secara cuma-cuma kepada semua jama’ah pengajian yang hadir adalah terobosan dakwah yang sangat boleh diadopsi. Layanan ala-ala 3 in 1. Asupan kognitif, afektif, dan sosial dalam satu majelis ilmu.

Sebagai simpulan, KM3 dimanapun berada harus mendapatkan asupan materi hard dan soft skills sebagai bekal mereka melanjutkan estafet dakwah. Belajar mengemas kegiatan (dakwah) dengan mengintegrasikan strategi dan pendekatan serta metode yang mampu menggerakkan orang untuk senang dan gembira menghadiri majelis ilmu secara sukarela. Penge-charge-an soft skills pada momen Syawwal-an (halal bihalal) harus dimanfaatkan secara maksimal oleh semua elemen yang ada dalam lingkungan persyarikatan terutama KM3 dalam implementasi akhlakul karimah pada lingkungan sekitar, keluarga, teman, dan persyarikatan.

Dalam konteks berorganisasi, para senior di tingkat Ranting dan Cabang tentu tidak boleh pelit untuk memberikan kesempatan kepada KM3 untuk berperan aktif dalam berbagai even sebagai bentuk latihan berorganisasi dan ujian praktik bersosial. Dan yang terakhir bahwa momen halal bihalal adalah momen dimana sesama muslim harus makin mempererat tali ukhuwwah dan akidah Islamiyah terutama bagi warga persyarikatan Muhammadiyah di semua level. Maka hasil akhir dari orientasi adalah bahwa pemikiran, perhatian, dan kecenderungan KM3 dalam ‘ubudiyah dan mu’amalah harus benar-benar melandaskan pada nilai-nilai Al Islam, Kemuhammadiyahan dan sosial yang ihsan, beradab dan berkemajuan. Aamiin.

Nasrun minallah wa fathun qorib, wabasysyiril mukminin.

Related Articles

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

Stay Connected

22FansLike
113FollowersFollow
SubscribersSubscribe
- Advertisement -

Latest Articles