BANGGA BERMUHAMMADIYAH: Inspirasi Sukses Musycab ke 11 Muhammadiyah Krian

Bergeraklah karena dalam setiap gerakan itu ada berkah di dalamnya, sebab keberkahan itu ada dalam setiap Gerakan, dan berkah itu ada dalam setiap Gerakan. Taharrok fa inna fil harokati barokah, wa innal barokah fil harokah, wal harokatu fihal barokah, begitulah untaian nasehat salah satu guru kami ketika di Pondok. Wasiat untuk selalu menebar keberkahan tanpa batasan ruang dan waktu dalam kapasitas kita masing-masing.

Dalam konteks berorganisasi, apa yang menjadi semangat dan motivasi kita ketika masuk dalam persyarikatan Muhammadiyah di tingkat Cabang atau Ranting? Apa yang bisa kita banggakan sebagai warga persyarikatan dalam berCabang dan beRanting?

Bermuhammadiyah berarti berorganisasi, berkiprah, berkarya dan berkolaborasi secara positif. Untuk jama’ah Muhammadiyah dan masyarakat secara inklusif. Menebar kebermanfaatan dan kemaslahatan untuk orang lain; Khoirunnnas anfa’uhum linnas. Bukan tempat untuk menaikkan citra diri secara masif tapi citra kelembagaan secara konstruktif berkemajuan.

Kebanggaan secara kolektif kolegial dalam kiprah dan langkah. Dalam aktifitas nyata bergerak bersama semua elemen AUM, Ortom, dan Ranting dengan harmoni dan sinergi. Meningkatkan kualitas dan kuantitas secara bertahap dalam aspek ‘ubudiyah (ukhrowi) dan mu’amalah (duniawi/sosial) sebagai bagian tanggung jawab dan amanah kepemimpinan.

Membangun nilai-nilai spiritual ketauhidan, non-spiritual, fisik dan non-fisik, jasmani dan rohani anggota persyarikatan.
Muhammadiyah yang identik dengan keilmuan dan keilmiahan harus senantiasa dijaga dan ditingkatkan. Aktifitas-aktifitas tersebut tentu harus dilakukan sampai tingkat cabang bahkan ranting. Termasuk kegiatan yang bersifat sosial harus terus dilanggengkan dengan tujuan syiar dan dakwah serta kebermanfaatan.

Baca Juga :  IPM dan Jurnalis SMAMITA Kolaborasi untuk Adakan Journalist Competition

Memberikan kesempatan seluruh talents (anggota yang memiliki potensi) yang ada untuk belajar dan berkontribusi dan berpartisipasi aktif dalam setiap kegiatan.

Keberadaan kita secara individu dan kelembagaan harus memberikan warna yang mencerahkan dan rasa yang menyejukkan; bagi orang lain, lingkungan dan alam di sekitarnya. Inspirasi dan gagasan harus senantiasa dilahirkan untuk selanjutnya menciptakan suatu gerakan yang berkesinambungan dalam konkritisasi amal usaha secara kolektif. Semua elemen dilibatkan untuk bergerak dalam tugas dan fungsinya masing-masing. Melahirkan inovasi baru dan keberhasilan yang membanggakan secara institusional.

Baca Juga :  Darul Arqom Smamita Bahas Generasi Qur'ani di Era Disrupsi

Setiap anggota persyarikatan harus memiliki kebanggaan dan rasa percaya diri yang tinggi dalam menjalankan setiap aktifitasnya. Tingkat kepercayaan diri dengan tetap menjaga rasionalitas dan mengukur kapasitas.

Bangga dengan sekecil apapun capaian itu dan mengedepankan rasa malu ketika tidak bisa memenuhi harapan lembaga dan amanah persyarikatan karena sibuk memuaskan ego dan kepentingan pribadi. Nama lembaga atau persyarikatan harus lebih dikenal daripada nama pimpinannya.

Sebab memimpin persyarikatan atau organisasi itu adalah amanah kelembagaan yang tidak hanya digerakkan dan disukseskan oleh satu orang pimpinan saja, tapi dalam irama dan harmoni tim serta jajaran di bawahnya. Oleh karena itu menjadi keharusan setiap jajaran pimpinan persyarikatan dimanapun levelnya untuk memunculkan rasa bangga anggotanya dengan semangat dan motivasi fastabiqul khoirot.

Semangat dan motivasi yang melahirkan ide, gagasan, dan gerakan keummatan yang terbarukan dan berorientasi masa depan. Semangat untuk memajukan dan memakmurkan persyarikatan. Semangat untuk bergerak dan menggerakkan semua elemen yang ada.
Semangat untuk lebih baik dari waktu ke waktu, dari satu tempat ke tempat lain, dan dari lembaga dan orang lain.

Baca Juga :  Jelang PSBB, PDM Sidoarjo Instruksikan MCCC Lakukan Pendataan Warga Muhammadiyah

Semangat untuk bisa memberi yang lebih secara kualitas dan kuantitas. Semangat nyah nyoh dan bukan semangat ndremis, kata pak AR Fakhrudin. Semangat suka memberi dan bukan meminta. Semangat berkemajuan; maju bersama dan sukses bersama, dan makmur bersama.

Karena bukanlah suatu prestige (prestis) ketika ada seorang pemimpin lebih terkenal dan sukses dari lembaga yang dipimpinnya. Bukan pula suatu pride (kebaganggaan) ketika seorang pemimpin persyarikatan masuk surga sendirian meninggalkan jama’ah yang dipimpinnya. Sebab Rosulullah pun masih memikirkan ummatnya sebelum beliau wafat dengan menyebut tiga kali, ummatku, ummatku, ummatku.

Baca Juga :  Kenang Ayah, Saat Sampaikan Pidato Mahasiswa Terbaik

Sebagai kesimpulan, mari berlomba secara positif untuk menaikkan kehormatan, harga diri, nama baik, wibawa dan martabat kita dalam konteks atas nama warga dan persyarikatan (Muhammadiyah) yang bernuansa baldatun thoyyibatun wa robbun ghofur dengan amal saleh yang berlandaskan keilmuan, keislaman, keimanan, ihsan dengan berharap berkah dan ridho Allah SWT baik secara individu maupun berjama’ah.

Nashrun minallahi wa fathun qoriib, wa basysyiril mu’minin.

Penulis:
Sulthon Dedi Wijaya, PRM SIDOMOJO Krian

Related Articles

Stay Connected

22FansLike
113FollowersFollow
SubscribersSubscribe
- Advertisement -

Latest Articles