Musyda 11 PDM Sidoarjo Cerminan Kualitas Keulamaan Seorang Pemimpin

Catatan Ringan PRM Sidomojo Krian (Peserta Musyda) oleh: Sulton Dedi Wijaya, S.Pd., M.Pd. 

Pada gelaran Musywarah Daerah ke 11 kali ini, Ahad (5 Maret 2023) ada pemandangan penuh teladan dan hikmah yang menyita mata hati dan batin dari beberapa pimpinan yang tampil di mimbar kehormatan Musyda. Bisa dikatakan dan dijadikan uswah dan qudwah hasanah dari pemimpin yang ulama dan ulama’ yang sekaligus seorang pemimpin.

Bagi hadirin dan musyawwirin yang hadir dan menyaksikan dengan seksama rentetan seremonial Musyda dari awal sampai akhir akan merasakan kualitas keulamaan beberapa pimpinan yang ada mulai Rektor UMSIDAsekaligus Pimpinan Wilayah Muhammadiyah Jatim, Bupati Sidoarjo, Ketua PDM 2015-2020, dan Ketua PDM 2022-2027.

Ajaran sunnah itu biasa jika yang mengimplementasikannya orang kebanyakan. Namun ketika hal itu dipraktekkan secara nyata oleh pemimpin sungguh itu hal yang luar biasa. Dan bisa dibilang itu adalah good practices (praktik-praktik baik) yang semestinya dicontohkan dan diteladankan oleh seorang pemimpin disegala lini termasuk dalam pemerintahan dan organisasi kemasyarakatan. Hal-hal kecil dan remeh yang berdampak besar dalam kehidupan beragama dan bersosial.

Momen pertama yaitu saat Bupati H. Ahmad Mudhlor Ali, SIP. memberikan sambutan pembukaan Musyda 11 begitu antusias yang membuat tenggorokan beliau seperti kering. Spontan Bupati turun dari atas mimbar dan turun untuk mengambil air minum yang ada di meja depan deretan tamu VIP. Rektor UMSIDA Dr. Hidayatullah yang sekaligus Pimpinan Wilayah Muhammadiyah Jatim yang memang posisi tempat duduknya berdampingan, dengan kepekaan sosial yang tinggi langsung menuangkan air mineral ke gelas yang ada di meja yang kemudian diminum oleh Gus Bupati. Gus Mudhlor begitu sapaan beliau langsung jongkok, tidak berdiri di depan tamu VIP dan musyawwirin dengan hanya meminum seteguk air saja dan kemudian berdiri melangkah ke podium melanjutkan pidatonya.

Baca Juga :  Pengurus Baru MKKS SD/MI Muhammadiyah Sidoarjo Maksimalkan Persiapan Hadapi PTM
Baca Juga :  Mencabut Akar Pohon Kemungkaran

Sungguh pemandangan yang luar biasa dari seorang Bupati dan Rektor sekaligus Pimpinan Wilayah Muhammadiyah.

Ketua PDM periode 2015-2020, Drh. Zainul Muslimin ditengah pidato menjelang berakhirnya masa jabatan beliau, begitu menekankan pentingnya mencintai persyarikatan Muhammadiyah dalam setiap gerak dan langkahnya untuk bangsa dan negara. Sampai ketika beliau menyebut kata ‘mencintai’, beliau tertegun sesaat sambil menahan air mata, terisak lirih, haru, dan bangga bercampur aduk seketika. Penulis memaknainya itulah bukti kecintaan dan kasih sayang pimpinan pada persyarikatan tempatnya mengabdi dan berkhidmat. Spontan hadirin yang ada di Auditorium UMSIDA ikut terdiam membisu menyaksikan suasana haru sampai beliau melanjutkan pidatonya.

Dan suasana hidmat nan penuh kekhusyuan terakhir yaitu pada saat pidato ketua PDM periode 2022-2027, Prof. A, Dzo’ul Milal, M.Pd., di akhir acara. Meskipun berada di rangking kedua setelah pak Burhanuddin, S.THi., M.Pd., 11 formatur akhirnya bersepakat secara bermartabat menunjuk beliau sebagai ketua. Itulah indahnya bermusyawarah dalam Muhammadiyah.

Mengawali pidato, beliau memanggil satu persatu 11 formatur PDM terpilih untuk naik keatas panggung dan mengajak seluruh hadirin dan musyawwirin beristighfar selama tiga kali. “Apa maknanya? Mengawali setiap ibadah (amanah) ini harus dengan hati yang bersih dan suci dengan memohon ampunan Allah. Bismillah, lillah dan wa li i’laai kalimatillah, menegakkan kalimat Allah (tauhid) mengharap ridho dan berkahNya dalam setiap gerakan dan langkah persyarikatan. Ibarat mengawali Sholat dengan berwudlu terlebih dahulu, tambahnya.

Sebagaimana penciri pertama Gerakan Islam Berkemajuan yaitu penanaman ketauhidan. Yang jika dicari akar kata dalam Bahasa Arabnya yaitu wahhada – yuwahhidu – tauhidan yang artinya satu dan menyatukan”, terang beliau. Yang secara teologis seperti dalam dua kalimat syahadat, asyhadu an la ilaha illallah, wa asyhadu anna Muhammadarrosulullah. Dan secara sosiologis harus menyatukan semua unsur dan elemen yang ada di wilayah Sidoarjo mulai Pimpinan Daerah, Aisyiah, Ortom, Cabang, dan Ranting.

Baca Juga :  Menjadikan Masjid Tempat Keramat
Baca Juga :  Menjadikan Masjid Tempat Keramat

Dan di akhir pidato didampingi 11 tim formatur periode 2022-2027 beliau mentilawahkan ayat terakhir surat Al Baqoroh (286) yang artinya, “Allah tidak membebani seseorang melainkan sesuai dengan kesanggupannya. Ia mendapat pahala (dari kebajikan) yang diusahakannya dan ia mendapat siksa (dari kejahatan) yang dikerjakannya. (Mereka berdoa): “Ya Tuhan kami, janganlah Engkau hukum kami jika kami lupa atau kami tersalah. Ya Tuhan kami, janganlah Engkau bebankan kepada kami beban yang berat sebagaimana Engkau bebankan kepada orang-orang sebelum kami. Ya Tuhan kami, janganlah Engkau pikulkan kepada kami apa yang tak sanggup kami memikulnya. Beri maaflah kami; ampunilah kami; dan rahmatilah kami. Engkaulah Penolong kami, maka tolonglah kami dari kaum yang kafir.”

Lantunan doa penutup sekaligus pembuka perjalanan awal kepemimpinan yang syarat dengan ketauhidan, keyakinan dan kepasrahan hanya kepada Allah saja.

Yang harus di highlight atau garis bawahi adalah bahwa moral values atau nilai-nilai moral Islam dan Muhammadiyah yang berkemajuan harus mampu diterjemahkan oleh siapapun tidak hanya dalam bentuk verbal dan retorika, namun harus dengan bentuk non-verbal. Dengan tingkah dan laku yang mampu menginspirasi siapapun yang menyaksikannya. Khususnya nilai-nilai religious, santun, humanis dan bermartabat dari seorang pemimpin akan menjadi ruh organisasi dan anggota dibawahnya.

Yang kedua dan yang tidak kentara adalah nilai-nilai keikhlasan kolektif dalam mengikuti dan menerima setiap keputusan bersama dengan keihklasan, sam’an wa tho’atan sebagai warga Muhammadiyah. Karena dengannya kegembiraan dan keberkahan akan mengalir kepada setiap elemen dalam bermuhammadiyah dan bermu’amalah memajukan persyarikatan pada level dan peran masing-masing.

Nashrun minallahi wa fathun qoriib. Wa basysyiril mu’minin.

Related Articles

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

Stay Connected

22FansLike
113FollowersFollow
SubscribersSubscribe
- Advertisement -

Latest Articles