Fasco.id – Suka cita, gegap gempita, dan gembira ria tidak hanya dirasakan warga Nahdliyin menyambut momentum 100 tahun tersebut. Di Jalan Mojopahit 666 B Sidoarjo, tepatnya di komplek perguruan dan kantor Pimpinan Daerah (PD) Muhammadiyah tampak sibuk sejak H-1 sebelum perhelatan.
Menyiapkan tempat istirahat bagi warga Nahdliyin di Masjid An Nur, menyediakan 2000 paket nasi, 3000 porsi bakso, hingga angkringan kopi gratis agar peserta harlah kian nyaman dan betah. Tak hanya itu, tim kesehatan berikut 29 unit ambulance dari berbagai daerah di Jatim juga tengah disiagakan.
Di samping fasilitas istirahat, ratusan Angkatan Muda Muhammaddiyah (AMM) juga disiagakan untuk membantu mengamankan dan menyiapkan kebutuhan peserta.
“Kita semua menyambut gembira kedatangan saudara-saudara Nahdliyin yang singgah di komplek perguruan Muhammadiyah Sidoarjo. Sebagai saudara sesama muslim, saudara sebangsa, kita harus menjadi tuan rumah yang baik dalam melayani tamu,” ujar Sekretaris PD Muhammadiyah Sidoarjo Sudarsono saat memimpin apel kesiapsiagaan AMM menyambut Harlah 1 Abad NU, Senin (6/2).
Lebih lanjut Wakil Sekretaris PD Muhammadiyah Sidoarjo Imam Mahfudzi menambahkan, terdapat dua titik yang disiapkan untuk menjadi rest area peserta Harlah. Pertama di komplek perguruan Muhammadiyah yang menampung sekitar 2 ribu peserta dari Probolinggo dan rombongan satu bus dari Bali. Kedua, di area Kampus 3 Universitas Muhammadiyah Sidoarjo menampung sekitar 4.800 peserta dari Trenggalek.
“Kami dengan penuh suka cita menyambut saudara-saudara Nahdliyin di rumah besar Muhammadiyah Sidoarjo. Semoga dengan upaya maksimal untuk memfasilitasi para peserta dapat berkesan selama di Sidoarjo,” ujar Imam.
Lebih lanjut Imam menuturkan, antusiasme dari warga NU dari berbagai daerah di Indonesia sangat tinggi dengan adanya rest area tersebut. Namun, karena keterbatasan tempat sehingga tidak semua permintaan peserta dapat terlayani.
“Sebenarnya banyak sekali permintaan yang masuk untuk dapat singgah. Tapi mohon maaf tidak dapat kami layani seluruhnya karena keterbatasan tempat dan fasilitas,” tutur Imam.