SMPM 9 An-Nur, Napak Tilas Muhammadiyah Jogja

FASCO.ID – Ratusan santri SMP Muhammadiyah 9 An-Nur Sidoarjo napak tilas Muhammadiyah di Kampung Kauman, Yogyakarta, Senin (21/11/2022). Mereka berkeliling Kampung Kauman, melihat kampung yang nuansa historisnya masih sangat kental dan terjaga, sekaligus mendengarkan penjelasan beliau.

Meski hujan, santri-santri terus bersemangat mencatat setiap penjelasan yang dipaparkan. Termasuk setibanya di Masjid Aisyiyah, mereka mendapat wawasan baru bahwa nama awalnya adalah Langgar Wedok. Sesuai namanya, musala ini ada hanya untuk perempuan, mulai dari jamaah sampai imamnya.

Kampung Kauman adalah kota yang sangat bersejarah bagi Muhammadiyah. KH. Ahmad Dahlan mulai merintis Muhammadiyah di Kampung Kauman, di kota itu juga istri KH. Ahmad Dahlan yaitu Nyai Walidah di makamkan. Setiap sudut kampung banyak sekali hal-hal yang menarik perhatian pengunjung seperti nama-nama pahlawan Muhammadiyah dan juga ada banyak spanduk Quote-quote motivasi yang sengaja dipasang untuk memepercantik kampung kauman.

Bagi Riska Nurdianti, guru IPS SMP Mubosta An-Nur, mempelajari sejarah sangat perlu untuk menghargai jasa pahlawan. “Jadi, selain mengetahui dari teks di buku sekolah, santri-santri harus melihat langsung rupa Kampung Kauman. Tujuannya agar tau bagaimana keadaan dan kondisi Masjid Gedhe Kauman.” jelas terangnya.

Sampai di lokasi, tempat pertama yang dikunjungi adalah Masjid Gedhe Kauman. Seluruh santri dan guru melaksanakan salat di sana. Guru dan siwswa merasa merinding saat melihat dalam masjid. Nuansa historisnya terasa banget.

Ratusan santri sangat antusias menyusuri setiap sudut  Kampung Kauman. Diawali dengan mereka melintasi TK dan SD Muhammadiyah Kauman beserta cerita sejarahnya. Kemudian berlanjut ke satu lokasi yang terdapat mushola dan rumah Ahmad Dahlan yang merupakan musholah pertama Muhammadiyah. Lantai pertama mushola terdapat perpustakaan yang dulunya adalah Diniyah tempat mengajar beliau. Ada pula ke makam Nyai Walidah, istri K.H. Ahmad Dahlan.

Baca Juga :  Awal Tahun Mubosta Raih Medali Emas
Baca Juga :  Ada NP Jepang di Bulan Bahasa Ponpes An Nur

Karena tidak hanya jalan-jalan seluruh santri juga  mengerjakan tugas penilaian sumatif tenteng sejarah berdirinya Muhammadiyah dan Tokoh-tokoh Muhammadiyah. Terakhir, mereka menuju Monumen Fii Sabilillah untuk mengenang para syuhada yang gugur di medan perang. Penulis: Asfi Magfiroh

Related Articles

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

Stay Connected

22FansLike
113FollowersFollow
SubscribersSubscribe
- Advertisement -

Latest Articles