SEMANGAT LENTERA SURYA: Santri MBS Porong Hadiri Kajian Ahad Pagi oleh: Amir Bandar Abdul Majid
FASCO.ID – Ahad Pagi (18/9/2022) sebelum bersinarnya mentari, para santri MBS Porong sudah bersiap-siap untuk berangkat ke kajian Ahad pagi di masjid An-Nur Sidoarjo. Dalam hal ini setelah sholat subuh, kemudian diarahkan dan dibberikan arahan sekaligus berdo’a dzikir pagi yang dipimpin oleh Mudir MBS, yaitu ustadz Rozak Akbar. Seusai diberikan arahan dan berdo’a para santri bergegas menuju kamar mandi untuk persiapan mengikuti kajian Ahad pagi, tidak hanya itu namun para santri juga harus menyelesaikan pekerjaan sehari-hari seperti hanya merapikan tempat tidur dan kamar sebelum berangkat.
Selesai sholat subuh berjama’ah, arahan dan do’a bersama itu sekitar pukul 05.00 WIB, maka santri dalam waktu setengah jam harus bisa menyelesaikan apa yang menjadi tugas santri dan kesiapsediaannya dalam mengikuti kajian Ahad pagi karena pukul 05.30 WIB para santri semuanya harus di ruang makan dan melakukan sarapan. Maka oleh karena itu para santri sangat pandai dalam membagi tugas, ada yang mandi dan ada yang membersihkan tempat tidur dan kamar. Tidak hanya itu, ada juga santri yang berlari ke masjid Al-Muniroh (masjid komplek MBS Porong) untuk mandi dan tidak mengantri. Dalam hal ini merupakan semangat yang dilakukan oleh para santri MBS Porong dalam melakukan kajian Ahad pagi supaya tidak terlambat mengikuti materi pengajian.
Santri perdana tersebut walaupun dengan jumlah yang belum banyak, namun semangat mereka tidak kalahnya dengan semangat para santri yang sudah banyak. Sebab ada istilah “jika pekerjaan atau kegiatan itu dilakukan secara berhama’ah, maka akan lebih mudah selain itu saling menyemangati satu lain untuk melakukan kegiatan”.
Namun jika dilihat dari semangat para santri MBS Porong yang jumlahnya belum banyak tetapi tanpa mengurangi nilai-nilai kebersamaan, sehingga mereka bisa lebih cepat dan penuh semangat.
Selanjutnya tidak hanya dilihat dari kesiapan para santri yang berjama’ah namun untuk menuju ke lokasi pengajian mereka juga berjama’ah. Suatu apresiasi bagi para santri walaupun sudah berusia remaja dan menuju dewasa mereka tidak malu naik odong-odong (sebuat busmini yang dimodifikasi seperti mobil anak-anak). Bagi para santri perdana terseut adalah suatu hal yang disyukuri karena bisa menikmati lingkungan di luar pondok setiap ada kajian Ahad pagi, selain itu juga bisa menimba ilmu kepada tokoh-tokoh besar yang sukses dan mendunia.
Selanjutnya juga disampaikan salah satu pengasuh putri MBS Porong, Ustadzah Mamae menjelaskan “Anak-anak MBS Porong itu mashaAllah, padahal hari Ahad adalah satu-satunya hari yang menjadi hak untuk mereka istirahat. Tetapi mereka mau, bahkan semangat hadir kajian di Sidoarjo walu hanya naik odong-odong, seharusnya mungkin untuk usia mereka udah gak cocok, dan bisa bikin malu. Tetapi melihat mereka rebutan naik odong-odong penuh keceriaan, rasanya kita masih menaruh harapan masa depan di pundak mereka, para pejuang ilmu”.
Mungkin ini adalah salah satu bentuk kekuatan berjama’ah maka akan menghilangkan rasa egosntris pada diri individu, sehingga yang awal mulanya mungkin anak-anak akan malu ketika naik odong-odong sendirian, tetapi diiringi dengan kebersamaan atau jama’ah maka mampu menghilangkan rasa malu pada diri masing-masing. Selain itu dalam diri santri niat belajar yang dicampur dengan semangat membara, sehingga ini menjadi motivasi bagi para santri untuk dijadikan oleh-oleh ketika pulang nanti atau bertemu dengan kedua orang tua. Maka akan diceritakan atas ilmu yang didapatkan serta pengalaman selama di pondok juga bertemu dengan tokoh-tokoh besar.
Kajian Ahad pada kesempatan kali ini merupakan kedua kalinya para santri mengikuti kajian rutinan Ahad pagi di Masjid An-Nur Sidoarjo bersama Prof. Syafiq Mughni Pimpinan Pusat Muhammadiyah. Banyak ilmu yang didapatkan oleh para santri dengan titik penekanan yang bebeda-beda, dalam hal ini ustadz Rozak juga memberikan tugas tambahan setelah mengikuti kajian maka mengumpulkan resume. Maka ditemukan beberapa subsntansi yang menarik dari para santri dimulai dari ungkapan yang NU memiliki 320 Cabang, maka semoga Muhammadiyah bisa lebih dari itu, Ciri-Ciri Muhammadiyah berkemajuan, juga semangat umat Islam menjaga perdamaian dunia, politik dan bangsa. Dapat disimpulkan bahwa para santri mendapatkan ilmu yang luar biasa di luar pondok, sehingga menjadi wawasan tambahan bagi para santri yang langsung diajarkan oleh Tokoh Besar Muhammadiyah tersebut.
Ustadz Ajun juga salah seorang ustadz di MBS Porong menyampaikan “Alhamdulillah anak-anak dapat berkesampatanbertemu dengan ketua PP Muhammadiyah dan juga berfoto bersama. Semoga menjadi penyemangat para santri untuk menjadi kader dan pemimpin bangsa di masa depan”.
Menanggapi hal itu memang benar apa adanya yang dikatakn oleh beliau, sebab mengikuti kajian Ahad pagi bukan suatu hal yang mudah. Sebab banyak orang yang sehat tetapi tidak sempat, dan banyak juga orang yang sempat tetapi tidak sehat. Sehingga bukan menjadi suatu alasan bagi para santri MBS Porong tidak ikut hadir di kajian Ahad pagi, semoga suatu saat para santri MBS bisa memiliki kendaraan pribadi walaupun hanya sebatas odong-odong pribadi.
Karena dalam hal ini lentera merupakan api kecil namun bisa menerangi kegelapan adalah suatu hal yang bisa disyukuri oleh masyarakat Indonesia. Sebab anak-anak MBS Porong atau para santri ini akan kembali kepada Muhammadiyah dan Bangsa demi membesarkan nama baik negara dan membangun peradaban dunia.