Taman – SMA Muhammadiyah 1 Taman mengadakan pelatihan khusus bagi guru yang mengajar BTQ (Baca Tulis Al-Qur’an) di sekolah tersebut. Acara dilaksanakan selama dua hari, tepatnya pada 20 – 21 September 2021, mulai pukul 08.00 sampai 16.00 WIB.
Program ini merupakan salah satu kegiatan dari Tim Ismuba yang ada di Smamita. Diketahui bahwa setiap pagi sebelum pembelajarn dimulai, anak-anak mendapatkan pelajaran mengaji terlebih dahulu pada jam ke nol selama 30 menit. Pelajaran mengaji dipandu oleh Tim Tajdid atau biasa disebut sebagai guru BTQ yang dibagi di setiap kelas yang berjumlah 24 kelas.
Kepala Urusan (Kaur) Bidang Ismuba Smamita Miftahol Jannah mengatakan, kegiatan ini digunakan untuk memberikan penyeragaman pengajaran BTQ di Smamita. “Iya acara ini untuk memberikan pelatihan kompetensi para guru dan juga standarisasi kemampuan guru BTQ yang mengajar di Smamita. Jadi biar dalam pembelajaran kepada siswa menggunakan cara yang sama,” ungkapnya.
Beliau menjelaskan, pelatihan ini sangat penting terutama bagi guru-guru BTQ yang baru. “Dari sekolah sendiri ada 6 guru yang menjadi guru BTQ, sedangkan 18 guru lainnya dari luar. Makanya perlu adanya standarisasi untuk guru-guru BTQ yang baru ini. Ya meskipun tidak semua guru BTQ bisa hadir, karena memang berhalangan ada acara di luar,” tegasnya.
Pak Mifta, panggilan akrabnya menambahkan, pelatihan ini seharusnya dilakukan selama 3 hari, namun karena ada berbagai pertimbangan akhirnya bisa dilaksanakan selama 2 hari saja. Selama pelatihan ada beberapa hal yang diajarkan kepada para guru BTQ. “Dalam pelatihan ini diajarkan 3 hal yaitu tilawah, tajwid, dan juga tahfidz. Tentunya ini sangat bagus untuk materi yang diberikan, serta bisa diamalkan,“ tambahnya.
Pelatihan ini baru diadakan untuk pertama kalinya, oleh karena itu Tim Ismuba Smamita melakukan kerjasama dengan Tajdid Center PWM untuk peningkatan guru BTQ di Smamita. Dengan adanya kerjasama tersebut Tim Ismuba mengundang pemateri yang telah menulis buku Tajdid untuk memberikan pelatihan langsung kepada guru-guru mengaji yang mengajar di Smamita.
Misbakhul Munir sebagai penulis buku Tajdid, mengungkapkan bahwa landasannya dalam mebuat buku ini untuk memudahkan dalam belajar mengaji. “Alhamdulilah saya membuat buku ini karena memang melihat anak-anak yang sangat membutuhkan belajar mengaji agar lebih mudah. Intinya ya memang membutuhkan metode yang sangat tepat untuk belajar Al-qur’an secara menyenangkan dan lebih cepat diserap anak-anak. Selain itu orang belajar tajwid butuh waktu yang lama, nah dengan buku ini bisa mempermudah belajar dan mempercepat dalam belajar Al-qur’an. Dan yang terakhir memang karena Amanah ya, maka saya membuat panduan khusus untuk belajar tajdid ini, “ jelasnya.
Ia juga menyampaikan jika guru-guru BTQ di Smamita diajarkan banyak hal. “Memang diajarkan banyak hal dalam pelatihan kemarin, ya diajarkan bagaimana cara mengajar yang baik dan bagaimana cara bacaan kita menjadi baik. Nah untuk buku tajdid yang saya buat itu terdiri dari 2 buku, yaitu buku untuk anak-anak yang belum bisa membaca Al-qur’an bisa menggunakan buku tilawah, dan buku bagi anak yang Sudha bisa membaca Al-qur’an menggunkan buku tajwid. Semuanya kemarin diajarkan pada guru-guru BTQ di Smamita,” pungkasnya.
Pak Munir mengungkapkan, jika tidak hanya pelatihan pertama saja, tetapi juga bisa dilanjutkan dengan belajar dan belajar agar ilmunay bertambah. Intinya untuk menyempurnakan cara belajar agar anak senang dalam belajar Al-qur’an.
Tentunya pembelajaran ini juga mempunya kesan tersendiri bagi Ustadzah Dwi, selaku salah satu guru BTQ yang mengikuti pelatihan khusus tersebut.
“Alhamdulilah senang, banyak ilmu yang didapatkan dalam pelatihan. Tentunya ilmunya sesuai dengan di buku dan lebih bagus untuk pembelajaran. Apalagi pematerinya dari penulis bukunya langsung, jadi kesannya tambah lebih antusias dalam belajar. Yang jelas sangat bagus sekali dalam pembelajarannya. Saya menjadi tahu banyak hal seperti mahroj hurufnya seperti apa, tajwidnya juga, serta langkah-langkah mengajar kepada anak-anak,” ujarnya.
“Ya harapannya pelatihanya tidak hanya sekali, tetapi ada pelatihan lanjutan untuk lebih belajar materi yang sangat luar biasa ini,” tambahnya. Niar/Humas