Fasco.id – Masyarakat di Kabupaten Sidoarjo dihebohkan dengan beredarnya sebuah video Wakil Bupati Sidoarjo Subandi. Mantan anggota DPRD Sidoarjo yang dilantik jadi wakil bupati pada 26 Februari lalu membuat heboh katena ungkapannya terkait penataan Aparatur Sipil Negara (ASN) terutama untuk jabatan camat dan kepala OPD agar memiliki kreteria khusus dari kader NU atau yang loyal terhadap NU.
Pernyataan tersebut disayangkan Ketua DPC Ikatan Sarjana Rakyat Indonesia (ISRI) Sidoarjo Dr Solikh Al Huda. Menurutnya pernyataan dan sikap seperti itu kurang etis disampaikan oleh seorang pejabat publik sekaliber wakil bupati. “Tidak pantes bicara seperti itu secara vulgar dan tersebar di publik masyarakat Sidoarjo yang beragam atau plural secara kultur, golongan, suku, agama. Selain itu pernyataan ini juga tidak mencerminkan sebagai seorang negarawan yang seharusnya dapat mengayomi semua rakyatnya,” tegas Solikh, Rabu (10/3).
Solikh yang juga mantan Sekretaris KNPI Jatim tersebut menegaskan, Bupati maupun Wakil Bupati Sidoarjo setelah terpilih dan dilantik secara sah adalah pemimpin seluruh masyarakat. Maka seharusnya orientasi kebijakannya adalah berorientasi untuk kemaslahatan semua rakyat Sidoarjo. Sudah tidak lagi berfikir parsial, sempit hanya untuk golongannya.
“Walaupun memang proses menjadi pemimpin didukung bolonya, tetapi jika sudah terpilih maka sudah menjadi milik seluruh masyarakat Sidoarjo,” ujar Solikh. Pihaknya bahkan menyitir kaidah Ushul Fiqih “Tasharruf al Imam ‘Ala Ra’iyathun Manuthun Bil Maslahah (Kebijakan Seorang Pemimpin Terhadap Rakyatnya harus berorientasi pada kemashlahatan bersama)”.
Solikh berharap, sikap Wakil Bupati harus mencerminkan sebagai negarawan dan menjadikan Sidoarjo sebagai tenda atau rumah kebangsaan bersama bagi semua elemen masyarakat Sidoarjo yang nyaman dan harmonis. Sehingga semua masyarakat Sidoarjo memiliki hak yang sama mengembangkan diri dan bakatnya secara terbuka di Sidoarjo. Artinya semua elemen anak bangsa Sidoarjo yang berkualitas dari elemen apa saja punya hak yang sama untuk ikut serta membangun Sidoarjo.
Ke depan, lanjut Solikh, masyarakat akan sangat berharap bahwa para pemimpin Sidoarjo menjaga setiap ucapan dan informasi di ruang publik yang lebih santun, sejuk dan menjadikan Sidoarjo milik bersama dan dibangun bersama agar Sidoarjo lebih maju dan sejahtera rakyatnya. Maka butuh lebih banyak sinergi untuk mendukung pembangunan, bukan justru membangun peta konflik antar golongan. han