Kenang Ayah, Saat Sampaikan Pidato Mahasiswa Terbaik

FASCO.ID – Salah satu guru dari SMA Muhammadiyah 1 Taman Sidoarjo (Smamita), Wahyu Cahyono, terpilih sebagai wisudawan terbaik Program Pasca Sarjana Fakultas Bisnis Hukum dan Ilmu Sosial Universitas Muhammadiyah Sidoarjo (Umsida) pada Wisuda Sesi II Tahun Akademik 2019/2020. Wahyu lulus Program Studi Magister Manajemen dengan IPK 3,95. Sebelumnya pelaksanaan wisuda digelar secara luring sebanyak 5 sesi dengan protokol kesehatan dan daring bagi yang berhalangan hadir.

Wahyu diwisuda pada pelaksanaan wisuda sesi II di Auditorium Universitas Muhammadiyah Sidoarjo, Jalan Jl. Mojopahit 666 B Sidoarjo, Minggu (18/10) kemarin. Guru kimia ini dinyatakan lulus pada Agustus 2020 lalu.

Wahyu mengungkapkan, bahwa awal memutuskan kuliah pasca sarjana, ia dalam kebimbangan. Pasalnya saat itu ia sudah tidak muda lagi. “Tahun 2018 di bulan Agustus sekolah kami SMA Muhammadiyah 1 Taman mendapat undangan dari Universitas Muhammadiyah Sidoarjo untuk mengikuti program beasiswa pasca sarjana untuk guru guru di lingkungan perguruan Muhammadiyah melalui MKKS Muhammadiyah Sidoarjo. Saat awal masuk kuliah saya berusia 54 tahun yang merupakan usia manula, dua hari saya berpikir untuk memutuskan kuliah ini. Namun alhamdulilah bapak Kepala Sekolah kami Drs Zainal Arif dapat mendorong saya dan guru guru lain untuk mengambil kesempatan mulia ini dan akhirnya 20 guru mengikuti program perkuliahan ini”, ujar Wahyu.

Wahyu menambahkan, 20 guru Smamita itu terdiri dari 5 guru yang mengambil jurusan magister manajemen, dan 15 guru mengambil jurusan magister manajemen pendidikan islam. “Alhamdulilah kami mengucapkan terima kasih kepada Universitas Muhammadiyah Sidoarjo yang dapat mengangkat pengetahuan bapak ibu guru dilingkungan perguruan Muhammadiyah Sidoarjo” ucapnya.

Baca Juga :  Umsida Mengajar Usai, Begini Kesannya

Menurut Wahyu, ia bisa berdiri di podium ini menyandang predikat wisudawan terbaik karena jasa orang tua. “Ayah saya pendidikan di Sekolah Rakyat, beliaulah yang selalu berusaha agar anak anaknya mendapatkan pendidikan yang baik. Dengan segala kondisi yang ada minimal kami bisa tamat SMA. Namun saya bisa melanjutkan sampai perguruan tinngi, dan ditahun 1986 ayah saya meninggal saat saya duduk di semester empat.” kenangnya.

Baca Juga :  Umsida Mengajar Usai, Begini Kesannya

Wahyu melanjutkan ia sempat shock ketika ayahnya meninggal dan berpikir apa bisa melanjutkan kuliah, namun berkat dukungan keluarga besarnya ia bisa melanjutkan pendidikan hingga sarjana. “Melalui doa ibu saya, anak-anaknya dapat memperoleh pendidikan yang tinggi, dan istri saya yang selalu mendorong saya,” ucapnya.

Doa doa terbaik dari orang tua yang bisa membawa saya kesini, dan juga dukungan dari teman. “Dikelas kami magister manajemen ada 34 mahasiswa dengan segala keunikannya. Ada 5 Kepala Sekolah Muhammadiyah, ada mahasiswa usia 35 tahun kebawah dan usia 35 tahun keatas, ada juga sepasang suami istri,” tambhanya.

Wahyu menceritakan jika kelasnya dijuluki kelas laskar pelangi karena terinspirasi dari film anak-anak laskar pelangi di pulau Belitung. “Dengan keterbatasan yang ada seperti yang kami alami termasuk masalah biaya namun kami tetap semangat untuk menyelesaikan perkuliahan. Dari semester satu sampai akhir kami semua mengikuti perkuliahan walau tentunya capek, ngantuk karena usia kami sudah tidak muda lagi. Males karena tugas disekolah menumpuk namun karena motivasi dari bapak ibu dosen yang terus memotivasi kami agar kami bisa lulus dengan baik,” tuturnya.

Wahyu beharap program ini tetap berjalan demi kemajuan kualitas pendidik di lingkungan muhammadiyah dan akan tetap menjadi agen intelektual ditengah tengah masyarakat dan menjaga nama baik Universitas Muhammadiyah Sidoarjo. (Wahyu Murti)

Baca Juga :  Siap Cetak Generasi Berkarakter Islami, Umsida Dirikan Labschool SD Muhammadiyah Candi

Related Articles

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

Stay Connected

22FansLike
113FollowersFollow
SubscribersSubscribe
- Advertisement -

Latest Articles