fasco.online-umsida
Perkembangan infrastruktur jalan agaknya jauh lebih lambat dibanding peningkatan volume kendaraan yang ada. Karena hal itu, kemacetan pun menjadi pemandangan yang lumrah terjadi. Tidak hanya tampak di jalan-jalan nasional, tetapi juga di jalan pedesaan. Kondisi tak menyenangkan bagi pengendara yang mengakses jalan desa ini jamak terjadi. Khususnya di fly over jalan tol yang hanya satu ruas dan hanya cukup dilewati satu mobil. Jika terjadi persimpangan dua mobil, maka pengemudi harus siap-siap susah payah mengundurkan kendaraannya. Persimpangan itu terjadi karena antar pengemudi tidak bisa saling melihat dari arah berlawanan. Melihat kondisi yang tidak ideal ini, Rizaldi Eko Prasetyo menggagas perangkat untuk solusi kemacetan di fly over. Mahasiswa prodi informatika Universitas Muhammadiyah Sidoarjo (Umsida) menyebutnya Floter alias flyover pinter. Bersama dua kawannya, Masrizal Eka dan M Adenan Khamim, dia membangun rancangan Floter berdasarkan data-data yang ada. Rizaldi menjelaskan, prinsip kerja Floter berbasis pada sensor ultrasonic yang mendeteksi kendaraan yang akan lewat. Sensor tersebut akan mengirimkan sinyal ke perangkat yang mengendalikan palang pintu di masing-masing ujung flyover. Cara kerjanya bisa dibilang mirip dengan palang pintu kereta api . ”Misalnya, dari timur ada yang melewati sensornya, palang barat akan menutup otomatis. Setiap sensor kita terapkan timer sama. Sensor tersebut memiliki kecepatan suara yang berbeda, Jadi, kecil kemungkinan adanya kendaraan yang melintasi flyover secara bersamaan” papar Rizaldi. Rizaldi mengaku, kondisi fly over yang macet itu kerap dia temui saat berangkat dan pulang kuliah. Persisnya fly over yang berada di wilayah Desa Masangan, Sidoarjo. “Apalagi kalau jam berangkat dan pulang kerja. Antrian mobil bisa sampai panjang sekali,” tutur dia. Gayung bersambut, setelah berhasil membangun prototype- nya. Rizaldi berinisiatif mengikutsertakan karya mereka dalam ajang perlombaan. “Saat itu kita kepikiran, kenapa nggak kita ikutkan lomba aja, siapa tahu lolos” ujar Rizaldi. Oleh kedua partner-nya, ide ini pun diaminkan. Walhasil, karya mereka pun lolos uji MAGE ITS 2018 dan masuk peringkat 20 besar. Dan yang terbaru, karya yang mereka bangun, dengan membanggakan berhasil masuk ke peringkat 15 besar International Imagine Cup 2018 yang diselenggarakan oleh perwakilan Microsoft Indonesia.ist